Selasa, 09 Oktober 2012

Komposisi Dasar Musik

 Komposisi Dasar Musik

Ada kepuasan tersendiri ketika kita berhasil menciptakan sebuah komposisi musik. Berbeda dengan pembuatan aransemen  di mana kita mengolah karya yang sudah ada sebelumnya, maka membuat  komposisi adalah  melahirkan sebuah karya baru yang sebelumnya tidak ada. Ini seperti menjadi pelukis, penulis, atau pencipta tari.

 Komposisi Dasar Musik

    Bila Anda sudah mahir bermain gitar, sudah memainkan banyak karya  dari berbagai jenis musik, dan mungkin sudah pernah membuat aransemen gitar dari lagu-lagu non-gitar, mungkin kini saatnya Anda belajar membuat komposisi.
"Apakah kita harus belajar teori atau kuliah di jurusan musik dulu agar bisa bikin komposisi?" begitu mungkin Anda bertanya. Bisa ya, bisa tidak. Bila Anda berharap bisa menciptakan karya-karya rumit atau megah, entah itu untuk ensambel kecil hingga simfoni atau opera, jelas belajar terori ataupun kuliah musik sangat membantu.
Jika yang hendak kita ciptakan adalah karya untuk solo gitar, maka besar kemungkinan kita bisa melakukannya berbekal kemampuan yang sudah kita miliki saat ini. Terlebih lagi jika selama ini kita banyak bermain, mendengar, dan menganalisa  musik. Saya kenal beberapa teman gitaris yang tidak pernah belajar komposisi secara formal, namun bisa menghasilkan karya-karya solo gitar yang bagus.
Saya juga termasuk yang tidak pernah belajar komposisi secara formal namun nekat membuat komposisi. Mungkin hasilnya tidak sebagus atau se-artistik karya para komposer serius. Jumlah karya pun sedikit. Namun saya cukup senang ada banyak orang yang menyukai karya saya. Tak sedikit pula gitaris yang senang memainkan karya-karya saya.
Nah, kali ini saya akan berbagi tentang proses dan pengalaman saya membuat komposisi. Saya tidak berharap setelah membaca artikel ini Anda akan jadi jago bikin komposisi. Ada ada banyak hal lagi yang harus dipelajari sebelum sampai di situ. Namun setidaknya, tulisan ini bisa menginspirasi Anda untuk BERANI memulai membuat komposisi sendiri. Dengan sendirinya, Anda ikut membantu menambah perbendaharaan karya musik asli untuk gitar dari Indonesia.

BERBAGAI  PROSES PENDORONG
Dari pengalaman saya, ada sejumlah hal yang menjadi pendorong mulainya proses mencipta karya. Umumnya diawali dari tiga hal ini.
1) Dari coba-coba
    Saya bunyikan asal-asalan sebuah rangkaian melodi --biasanya pendek dan sederhana-- ataupun sebuah arpegio dengan chord yang asal pencet di sembarang tempat di leher gitar. Sembari bermain tak menentu itu, tiba-tiba saja bisa muncul melodi atau corak chord yang membetot perhatian saya.
Saya akan berhenti dan mengulanginya sampai tertanam dalam benak dan perasaan saya. Dari situ saya berusaha mengembangkannya menjadi musik yang lebih kaya dan lebih panjang. Untuk melengkapinya, proses coba-coba atau main asal-asalan bisa dilakukan kembali, hanya saja kali ini saya sudah punya semacam "pagar". Saya upayakan, temuan-temuan baru harus cocok atau nyambung dengan temuan awal tadi.
Agar tak lupa. Kita bisa langsung menulis penggalan-penggalan musik yang  kita "temukan" tadi. Atau bisa juga dengan memasang alat perekam selama kita bermain. Dengan demikian, jika kita ingin mendengarnya kembali, tinggal membaca atau memutar ulang perekam.
Contoh karya saya yang bermula dari coba-coba ini adalah "Morning Rain" yang saya masuukan dalam album "Becak Fantasy". Melodi dari kalimat pertama adalah temuan tanpa sengaja saat bermain gitar tanpa arah. Namun kalimat itu  terus terngiang di telinga dan tertanam di benak saya. Cukup lama, sebelum saya mulai bisa mengembangkannya, dengan mempertimbangkan suasana dan karakter yang terasa dari melodi dasar tadi. Pengembangan ini terpicu oleh suasana hati ketika suatu hari melihat hujan turun dari balik jendela kamar saya.

2) Terinspirasi karya lain
Ada banyak gitaris yang saya kagumi. Salah satunya Earl Klugh. Dia mampu membuat melodi dan rangkaian chord yang begitu manis. Dari situ lahir sebuah gagasan, saya kelak harus bisa bikin karya yang semanis itu. Dengan sering mencoba memainkan karya-karya Earl Klugh, saya mulai memahami kesederhanaan melodinya, tipe interval yang gunakan, hingga jenis-jenis pergerakan chord-nya.
Dengan bekal pengetahuan itulah, saya mulai proses membuat komposisi. Tidak langsung jadi tentunya. Dimulai dari pemilihan pergerakan chord, lalu dilanjutkan dengan penambahan melodi. Ya, dalam proses pembuatan melodi, menyanyi bisa sangat membantu untuk mendapatkan melodi yang pas. Menyanyilah dengan bebas, gunakan perasaan Anda mengikuti pergerakan chordnya. Hasilnya bisa di luar dugaan. Karya yang tercipta adalah Once Upon A Rainy Day yang ada di album Hujan Fantasy.
Karya saya Capuccino Rumba lahir karena teringat pada karya gitaris flamenco Paco Pena, Rumba Flamenca. Saya menggunakan iramanya saja, sedangkan melodi saya bikin sendiri. Adapun gerakan chord, meski saya bikin sendiri, tak bisa dipungkiri bahwa tidak ada yang baru. Banyak lagu yang mengunakan pergerakan chord serupa.

3) Utak-atik dan eksperimen
Ada suatu masa di mana saya senang sekali mengutak-atik melodi pentatonis. Tiap kali saya main gitar iseng, selalu yang muncul melodi pentatonis. Dari situlah saya berpikir, kenapa tidak  sekalian saja diwujudkan jadi komposisi? Sayang jika kita sudah mengutak-atik tapi lantas lenyap begitu saja. Dari niatan inilah lahir karya-karya yang bernuansa pentatonis. Yakni: Little Windbells, Rickshaw, dan Moonrise. Ketiganya ada di album Hujan Fantasy.

4) Dari sebuah peristiwa, suasana, benda, dan orang
Ya, peristiwa, suasana, orang, dan benda bisa menjadi pendorong bagi kita untuk mencipta komposisi. Misalnya, sebuah cerita pendek karangan istri saya,  Surat untuk Niken tentang Kupu-kupu, mendorong lahirnya kompisisi The Butterfly Dance. Saya menggunakan arpegio untu menggambarkan kepak sayap kupu-kupu, dan loncatan-loncatan chord untuk gerakannya berpindah dari satu bunga ke bunga lain.
Contoh-contoh lain: Song for Renny lahir dari rasa rindu dan cinta pada istri saya, Waiting for Sunset saat melihat matahari terbenam di Kuta,  The Clock saat mendengar detak jam dinding malam-malam,  dan Clouds saat melihat gumpalan-gumpalan awan putih dari jendela pesawat terbang.
Sering kali, berbagai pemicu ini juga melibatkan proses nomor 1 dan 2 di atas dalam mewujudkannya menjadi karya yang utuh. 

SYARAT-SYARAT DASAR

    Apa pun pencetus atau proses yang dilalui, sebuah komposisi yang baik menurut saya memiliki beberapa syarat dasar.
  • Yang pertama adalah keteraturan pola yang bisa teramati oleh telinga. Keteraturan ini bisa dalam berbagai bentuk. Dimulai dari pilihan jenis tangga nada maupun nada dasar, pilihan motif ritmis melodi dan iringan, pergerakan chord, hingga pilihan struktur. 
  • Yang kedua adalah adanya harmonisasi. Yakni keserasian dan keterpaduan antar-not menjadi rangkaian melodi, bentuk chord, hingga pergerakan antar-chord. Beberapa pendapat ekstrem menyatakan tidak perlu lagi kita belajar teori harmoni karena  musik adalah seni, dan seni adalah kebebasan dari aturan. Ya, ada benarnya. Tapi tetap, menurut pendapat saya,  kita tidak bisa menulis/membunyikan not asal-asalan lantas dengan lantang menyebutnya sebagai musik. Jadi, jika memang memungkinkan, tidak ada ruginya Anda memelajari dasar-dasar harmoni musik.
  • Yang ketiga, musik yang baik memiliki karakter atau ciri. Ini membantu audiens cepat akrab dan tidak mudah melupakan musik kita. Ini sama halnya seperti kita mendapat kenalan baru yang punya ciri atau karakter yang khas. Kita tidak akan mudah melupakannya. Tentu saja, kita berharap mampu menghadirkan karakter yang menyenangkan untuk diingat.
    Sebagai penutup, kita patut pikirkan kembali apa sebetulnya tujuan kita membuat komposisi. Ada macam-macam tujuan orang menciptakan karya musik. Ada yang membuat untuk tujuan eksperimen ataupun mengasah intelektualitas. Ada yang untuk menyampaikan isi hati atau emosinya. Bahkan ada juga yang mencipta semata-mata demi mencari uang. Bagi saya sendiri, tujuan membuat komposisi adalah membuat karya yang bisa menyenangkan bagi pendengarnya dan akan selalu terekam dalam kenangan mereka. Anda termasuk yang mana?
***   

Komposisi Dasar Musik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar