Kamis, 27 September 2012

tangga nada pentatonis

Pentatonik berasal dari gabungan kata penta ( lima ) dan tonik ( nada ), sehingga pentatonik dapat diartikan sebagai tangganada yang terdiri dari lima nada. Dari tangga nada diatonik mayor ( c - d - e - f - g - a - b - c' ) yang jumlahnya 7 nada, dapat diperoleh tangga nada pentatonik dengan mengurangi 2 nada, dalam hal ini terdapat dua macam tangga nada pentatonik : 1. c - d - e - g - a - c' ( tanpa f dan b ) 2. c - e - f - g - b - c' ( tanpa d dan a ) Tangga nada pentatonik pada umumnya digunakan pada musik tradisional ( China, Jepang ) termasuk di Indonesia pada musik gamelan ( Jawa ). Khusus pada Gamelan Jawa, dua macam tangga nada pentatonik tersebut dinamakan titi laras slendro dan titi laras pelog.

HARMONISASI NADA DIATONIS DENGAN PENTATONIS


Dalam tangga nada Pentatonis Jawa terdapat nada : Da-Mi-Na-Ti-La-Da atau yang kita kenal adalah nada sunda, nada tersebut terbagi menjadi tiga laras yaitu Pelog, Sorog (Madenda) serta Salendro,dan nada ini bisa harmonis dengan nada Diatonis yaitu : Do-Re-Mi-Fa-Sol-La-Si-Do. Dalam nada Diatonis terbagi menjadi dua yaitu Nada Mayor dan Nada Minor, Misalnya pada Nada Dasar C=Do (Mayor) Nada Minornya adalah A-minor, pada Nada “La” .

Keselarasan tersebut kita perhatikan dibawah ini :
Laras Pelog : Serasi dengan Mayor dan Minor
Laras Salendro : Serasi dengan Mayor
Laras Sorog : Serasi dengan Minor

Setelah kita ketahui keserasian tersebut, cobalah memainkan improvisasi pada laras pelog dengan nada dasar C=Do atau accord C (C,F dan G), lalu pada laras yang sama dengan accord Em (Em dan C). Mungkin anda akan menanyakan mengapa nada minornya tidak pada A-minor seperti yang disebutkan diatas?, pada nada Pentatonis akan berbeda lagi, jika memainkan laras pelog accord-nya C (Mayor) maka Minornya adalah E-Minor. Demikian juga pada Nada dasar G=Do misalnya,pada Nada Diatonis Minornya adalah E-Minor, akan tetapi pada Nada Pentatonis Minornya adalah B-Minor, demikian juga pada nada dasr lainnya.
Pada  Laras Salendro dan Sorog tidak perlu dibahas lagi karena masing-masing hanya pada satu keserasian nada pada Diatonis, tetapi jika kita mau mencoba meng-improvisasikan-nya tidak jauh berbeda Accord-nya pada Mayor dan Minor yang terdapat pada laras Pelog seperti diatas.

Keterangan keserasian setiap nada :





Demikian yang bisa saya persembahkan, mudah-mudahan dapat bermanfaat dan selamat mencoba.
Read More » tangga nada pentatonis

Tangga Nada Mayor / Major Scale


Kita mengenal tangga nada do, re, mi, fa, sol, la, si, do. Itu merupakan tangga nada mayor atau istilah internasionalnya major scale. Mari kita lihat dulu tangga nada C mayor, karena paling mudah dimengerti dengan tuts piano putih semua. ini gambarnya. Kita bisa melihat tidak ada tuts hitam yang ditekan. Lalu perhatikan di bagian bawah ada 1 dan 1/2, itu adalah jarak langkah antar not, misalnya jarak C ke D adalah 1 langkah, dan jarak E ke F adalah 1/2 langkah.
Tangga Nada Mayor / Major Scale

Rumus 1-1-1/2-1-1-1-1/2 adalah rumus pasti tangga nada mayor. Sehingga untuk membuat tangga nada D Mayor, kita juga menggunakan rumus jarak tersebut, berikut contohnya.



Nah kali ini tangga nada mayor ada nada yang menggunakan accidentals, itu dikarenakan untuk mengikuti rumus 1-1-1/2-1-1-1-1/2, mau tidak mau ada nada yang dirubah. Perhatikan, jarak nada E dan F adalah 1/2, jadi supaya jaraknya menjadi 1 langkah F harus dinaikkan setengah, jadi F#. Begitu pula dengan jarak B ke C adalah 1/2, sehingga pada tangga nada D ini untuk mengikuti rumus, C harus dinaikkan setengah menjadi C#.

Berikut contoh tangga nada lainnya, yaitu F Mayor.

Cobalah memainkan masing-masing tangga nada pada instrumen anda.
Read More » Tangga Nada Mayor / Major Scale

Tangga nada Minor Zigana


Buat   yang bingung gimana cari nada minor, saya ada sedikit masukan. Untuk mencari nada minor dari sebuah scale, cari nada 6 nya (La). Contoh : Tangga nada C mayor, apakah tangga nada minornya? Cari nada ke-6 : C(1), D(2), E(3), F(4), G(5), A(6). Nah, berarti nada minor dari C adalah A. Dalam dunia musik, biasanya Major scale itu diawali dari C secara universal, berarti Minor scale itu diawali dari A secara universal. Karena A adalah nada ke-6 dari C (Inget baik2). Tangga nada A minor dimulai dari A dengan jarak nada sebagai berikut :

    A B C D E F G A
    6 7 1 2 3 4 5 6

    Tangga nada minor ada 4 bentuk : Natural, Harmonic, Melodic, dan Zigana.

    Natural Minor
    —
    A B C D E F G A
    6 7 1 2 3 4 5 6

    Harmonic Minor
    —
    A B C D E F G#(Ab) A
    6 7 1 2 3 4 5#(6b) 6

    Melodic Minor
    —
    A B C D E F#(Gb) G#(Ab) A
    6 7 1 2 3 4#(5b) 5#(6b) 6

    Minor Zigana
    —
    A B C D#(Eb) E F#(Gb) G#(Ab) A
    6 7 1 2#(3b) 3 4#(5b) 5#(6b) 6

    Semoga masukan dari saya ini dapat berguna bagi anda dari segi teori
Read More » Tangga nada Minor Zigana

Scale(Tangga Nada) Minor

tags: teori musik
Scale atau Tangga Nada ; kita akan membahas Tangga Nada Minor di sini. Pada dasarnya cuman ada 3 Tangga Minor yg paling dikenal yaitu ; Minor Harmonic, Minor Melodyc dan Minor Natural. Natural Minor ini bunyinya sama dengan Scale ke 6 yaitu Aeolian(dibahas nanti). Minor Harmonic mempunyai urutan sebagai berikut ; C , D , Eb , F , G , Ab , B , C’ Minor Melodyc memiliki 2 karena Naik (Ascending) dan tuirunnya (Descending) berbeda, urutannya sebagai berikut ; C , D , Eb , F  , G , A , B , C’ (Asc) kemudian C’ , Bb , Ab , G , F , Eb , D , C (Desc). Maka kita memakai contoh dengan Minor Natural saja di bawah ini.

Jikalau di mulai dari Tangga Nada C Minor ; C , D , Eb , F , G , Ab , Bb , C’, kita coba menggunakan Circle of Fourth lagi di sini

2. Selanjutnya ; F , G , Ab , Bb , C , Db , Eb , F’

3. Selanjutnya ; Bb , C , Db , Eb , Fb , Gb , Ab , Bb’

4. Selanjutnya ; Eb , F , Gb , Ab , Bb , Cb , Db , Eb’

5, Selanjutnya ; Ab , Bb , Cb , Db , Eb , Fb , Gb , Ab ‘

6. Selanjutnya ; Db , Eb , Fb , Gb , Ab , Bbb , Cb , Db’

Sekarang coba kita lanjutkan dengan dimulai dari nada ke 5, karena terlalu banyak tanda double flat nantinya, jika kita meneruskan putaran ini hingga 12 Tangga Nada.

7. Selanjutnya ; G , A , Bb , C , D , Eb , F , G’

8. Selanjutnya ; D , E , F , G , A , Bb , C , D’

9. Selanjutnya ; A , B , C , D , E , F , G , A’

10.Selanjutnya ; E , F# , G , A , B , C# , D , E’

11.Selanjutnya ; B , C# , D , E , F# , G , A , B’

12.Selanjutnya ; F#, G#, A , B , C# , D , E , F#’

Modes , sebenarnya juga sama dengan scale tetapi Tangga Nada Ini diciptakan dari susunan Tangga Nada Mayornya.

Jika memainkan jarak 1 , 1 , 1/2 , 1 , 1 , 1 , 1/2 , kita meyebutnya sebagai Ionian.

Jika memainkan jarak 1 , 1/2, 1 , 1 , 1 , 1/2 , 1 , kita meyebutnya sebagai Dorian.

Jika memainkan jarak 1/2 , 1 , 1 , 1 , 1/2 , 1 , 1 , kita menyebutnya sebagai Phrigian.

Jika memainkan jarak 1 , 1 , 1 , 1/2 , 1 , 1 , 1/2 , kita menyebutnya sebagai Lydian.

Jika memainkan jarak 1, 1 , 1/2 , 1 , 1 , 1/2 , 1 , kita menyebutnya sebagai Mixolydian.

Jika memainkan jarak 1 , 1/2 , 1 , 1 , 1/2 , 1 , 1 , kita menyebutnya sebagai Aeolian.

Jika memainkan jarak 1/2 , 1 , 1 , 1/2 , 1 , 1 , 1 , kita menyebutnya sebagai Locrian.
Read More » Scale(Tangga Nada) Minor

Sejarah Musik Klasik sejak Musik Gregorian tahun 590

Sejarah Musik Klasik sejak Musik Gregorian tahun 590
Musik Klasik dimulai dengan penemuan Notasi Gregorian tehun 590 oleh Paus Agung Gregori, berupa balok not dengan 4 garis, namun notasi belum ada hitungannya. Paus Gregory semasa hidupnya telah mencatat lagu-lagu Gereja dengan Notasi Gregorian tersebut. sebelum tahun 590 musik mengalami kegelapan tidak ada peninggalan tertulis yang dapat dibaca. Notasi Gregorian Tahun 590 Notasi musik lahir pada tahun 590 yang disebut Notasi Gregorian, yang ditemukan oleh Paus Agung Gregori, di mana sebelumnya musik mengalami kegelapan tidak ada peninggalan tertulis. Pada masa hidupnya Paus Gregori telah menyalin ratusan lagu-lagu Gereja dalam Notasi Gregorian tersebut. Notasi ini memekai 4 garis sebagai balok not, tetapi belum ada notasi iramanya (hitungan berdasarkan perasaan penyanyi. Di sini sifat lagu masih sebagai lagu tunggal atau monofoni. Musik Organum 1150-1400 Pada awalnya orang menyanyi dengan nada yang sama, atau disebut dengan organum, nada atas dinyanyikan oleh wanita atau anak-anak, sedangkan nada rendah dinyanyikan oleh laki-laki. Di sini terjadi susunan lagu berjarak oktaf, suara tinggi (wanita/anak-anak) dan suara rendah (laki-laki). Musik Diafoni 1400-1600 Ternyata tidak semua dapat mengikuti suara tinggi atau suara rendah.Oleh sebab itu diputuskan untuk membuat suara yang kuart lebih rendah mengikuti melodi, kuart tinggi maunpun kuart rendah, dan musik yang demikian ini disebut musik diafoni (dia=dua, foni=suara). Basso Ostinato Tahun 1600 Orang-orang Italia pada tahun sekitar 1600 menemukan apa yang disebut Basso Ostinato atau Bass yang bergerak gendeng atau gila, berupa rangkaian nada-nada yang bergerak selangkah demi selangkah ke bawah atau ke atas, kemudia diulang pada rangkaian nada lain. Musik Polifoni Era Barok 1600-1750 Ternyata suara yang mengikuti sama dengan melodi menjadi membosankan, maka mulailah suara tidak bergerak secara sejajar, maka mulailah dengan arah yang berlawanan. Komponis Giovani Perluigi da Palestrina (1515-1594) adalah perintis tentang hal ini, dan disusun teori mengenai musik melodi banyak (polifoni), sehingga setiap nada atau titik (punctus=point) bergerak secara mandiri atau berlawanan (counter), di sinilah lahir teori kontrapun (counterpoint=kontrapunt). Johan Sebastian Bach (1685-1750) adalah salah satu empu musik polifoni dengan teknik kontrapun yang sangat tinggi, karema disusun seperti matematik. Hampir semua komponis Era Barok (1600-1750) menyusun dengan teknik kontrapun, misalnya George Frederic Handle dari Inggris, Jean Remeau dari Pernacis, Correli dari Itali, dlsb. Lagu rakyat dengan gaya polifoni adalah Papa Yakob. Pada awalnya orang menyusun dengan Kontrapun Terikat atau Strict Counterpoint, namun kemudian menadapat kebebasan berdasarkan teori Kontrapun Bebas atau Free Counterpoint. Musik Homofoni Era Klasik 1750-1825 Selanjutnya pada Era Klasik (1750-1825) ditemukan susunan akord yang berdasarkan tri-suara (triad), selanjutnya berkembang dengan empat suara atau lebih. Musik yang demikian ini disebut Musik Homofoni, sehingga kontrapun menjadi variasi melodi yang kontrapuntis. Musik Klasik Era Romantik 1820-1910 Hampir tidak banyak perubahan dalam kontrapun dan harmoni secara fundamental pada Era Romantik (1820-1910), namun ada kemajuan dalam orketrasi lengkap (dengan penemuan alat musik). Era ini adalah yang terakhir dan masih dapat diterima dengan pendengaran masyarakat umum. Terutama pada musik opera, musik balet, dan walsa wina. Musik Klasik Modern 1910-sekarang Musik Modern dengan Musik Atonal dan Politonal telah jauh dari penggemar musik yang menyenangi musik konvensional, karena suara yang disonan dan irama yang tidak teratur membutuhkan konsentrasi dalam mendengar.
Read More » Sejarah Musik Klasik sejak Musik Gregorian tahun 590

Alat Musik Pertama di Dunia


Tahukah Anda alat musik pertama yang ada di dunia???
Apakah gitar? Piano? Harpa? atau…

Ternyata alat musik pertama yang ada di dunia adalah organ tubuh yang dapat mengeluarkan suara yaitu pita suara.

    Setujukah Anda dengan pernyataan tersebut?

Jadi setiap manusia itu pada dasarnya memiliki alat musik (vocal) tergantung pemanfaatannya saja…

Read More » Alat Musik Pertama di Dunia

Perkembangan Musik Indonesia

Dunia musik tidak mengenal batas wilayah, usia, ras dan sebagainya. Musik bisa dinikmati oleh siapapun juga. Saat ini, musik berkembang mengikuti perkembangan pola pikir manusia. Ini yang menyebabkan jenis musik menjadi lebih beragam. Penggunaan alat musik tambahan juga banyak sehingga musik menjadi lebih menarik. Sangat disayangkan apabila orang tidak memahami musik dengan baik dari seninya. Padahal hobi musik bisa dijadikan berbagai profesi seperti menjadi artis, guru, pengatur sound sistem, pengelola perusahaan rekaman atau studio, sampai menjadi manajer artis. Akibat orang tidak terlalu memahami musik, maka orang cenderung menganggap mudah permainan musik. Maraknya pembajakan lagu juga disebabkan karena orang kurang memahami proses penciptaan musik yang baik sehingga akhirnya kurang menghargai karya musik. Artis menjadi malas melahirkan karya-karya yang bermutu karena kurang bisa diterima masyarakat, akibatnya yang muncul adalah industri musik yang selalu mengikuti permintaan pasar. Tema musik yang disodorkan ke masyarakat umumnya monoton untuk konsumsi orang dewasa. Ini bisa berakibat buruk apabila didengarkan oleh anak-anak sedari kecil. Anak-anak seharusnya mendengarkan lagu dengan beragam tema seperti bermain, persahabatan, cinta pada orang tua, lingkungan hidup dan religius. Perkembangan musik religius di Indonesia juga sudah cukup baik dengan adanya band-band seperti Ungu, Gigi, yang membuat album lagu-lagu religius Islam. Lagu religius nasrani juga cukup banyak yang menjadi populer di masyarakat dengan adanya beberapa sinetron dengan tema religius. Mendengarkan beragam jenis musik juga baik untuk melatih kepekaan perasaan kita, walaupun jenis musik itu kurang sesuai dengan selera dan kepribadian kita, namun cobalah untuk menikmatinya karena siapa tahu kita akan dapat menemukan keindahan yang tidak kita dapatkan sebelumnya dari musik itu. Perkembangan musik saat ini tidak bisa lepas dari perkembangan teknologi terutama teknologi digital. Banyak alat musik yang memanfaatkan teknologi ini untuk membuat permainan musik menjadi lebih variatif, menarik dan menyenangkan. Peningkatan kualitas suara dan penambahan contoh-contoh suara yang diambil dari bunyi-bunyian di sekitar kita dapat dilakukan dengan mudah dengan teknologi digital, lalu diprogram dengan apik menghasilkan keluaran suara yang sungguh mengagumkan. Suara yang dihasilkan juga diupayakan agar tidak meninggalkan kesan naturalnya. Teknologi sangat membantu dalam belajar memahami musik dengan baik. Dahulu orang sulit mempelajari harmonisasi delam melodi dan iringan (rhythm). Saat ini alat musik seperti keyboard modern cukup membantu memberikan gambaran dengan baik, seperti penggunaan program lagu (song) maupun iringan (style) untuk keyboard memudahkan orang untuk memainkan musik semirip mungkin dengan aslinya. Umumnya penggunaannya dalam belajar musik adalah untuk menggambarkan pola-pola permainan musik, lalu juga sebagai sarana hiburan di rumah untuk menyanyi bersama keluarga dan teman. Namun dengan adanya program lagu pada keyboard ini, orang cenderung jadi malas belajar dan hanya mengandalkan kecanggihan program suara dari keyboardnya saja. Padahal yang terpenting adalah kita bisa memainkankan musik dengan baik dahulu, barulah alat dan segala fasilitasnya mendukung penampilan kita. Apabila kita sudah mengerti pola permainan musik maka memainkan musik apapun tidak menjadi masalah dan tidak perlu tergantung dengan kecanggihan alat saja. Semoga kita menjadi lebih bersemangat dalam belajar musik dengan adanya dukungan dari teknologi dengan segala kemudahannya untuk membuat musik menjadi lebih baik lagi ! (Iwan Sentosa K)
Read More » Perkembangan Musik Indonesia

SEJARAH MUSIK INDONESIA


Terdapat tahapan- tahapan perkembangan sejarah Musik Indonesia . tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

Masa sebelum masuknya pengaruh Hindu- Buddha

Pada masa ini, musik dipakai sebagai bagian dari kegiatan ritual masyarakat. Dalam beberapa kelompok, bunyi- bunyian yang dihasilkan oleh anggota badan atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis. Instrumen atau alat musik yang digunakan umumnya berasal dari alam sekitarnya.


Masa setelah masuknya pengaruh Hindu- Buddha

Pada masa ini, berkembanglah musik- musik istana (khususnya di Jawa). saat itu, musik tidak hanya dipakai sebagai bagian ritual saja, tetapi juga dalam kegiatan- kegiatan keistanaan (sebagai sarana hiburan para tamu raja). Musik istana yang berkembang adalah musik gamelan. Musik gamelan  terdiri dari 5 kelompok, yaitu kelompok balungan, kelompok blimbingan, kelompok pencon, kelompok kendang,dan kelompok pelengkap.



Masa setelah masuknya pengaruh Islam

Selain berdagang dan menyebarkan agama islam, para pedagang arab juga memperkenalkan musik mereka. Alat musik mereka berupa gambus & rebana. dari proses itulah muncul orkes- orkes gambus di Tanah Air  ( Indonesia ) hingga saat ini.





Masa Kolonialisme

Masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga membawa pengaruh besar dalam perkembangan musik Indonesia. Para pendatang ini memperkenalkan berbagai alat musik dari negeri mereka, misalnya biola, selo (cello), gitar, seruling (flute), dan ukulele. Mereka pun membawa sistem solmisasi dalam berbagai karya lagu. Itulah masa- masa perkembangan musik modern Indonesia. Saat itu,para musisi Indonesia menciptakan sajian musik yang merupakan perpaduan musik barat  dan musik Indonesia . Sajian musik itu dikenal sebagai musik keroncong.


Masa Kini

Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia,masukpula berbagai jenis musik barat, seperti pop, jazz, blues, rock, dan R&B. demikian pula dengan musik- musik negeri India yang banyak dibawa melalui film- filmnya. Dari perkembangan ini, terjadi perpaduan antara musik asing dengan musik Indonesia. Musik India mengalami perpaduan dengan musik melayu sehingga menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncul pula berbagai musisi Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues, rock, dan R&B. Berkembang pula jenis musik yang memadukan unsur kedaerahan Indonesia dengan unsur musik barat, terutama alat- alat musiknya. Jenis musik ini.

Prasejarah Musik Indonesia sejak ribuan tahun yang lalu ternyata perkembangan musik Indonesia sudah ada, sehingga musik itu dikatakan telah melampaui batas bahasa, kebudayaan bahkan agama. Bagi orang barat, India sering disamakan dengan Indonesia. Mereka menyebut India dengan Indie (Nedherland-Oost) yang maksudnya Indonesia.

Anggapan semacam itu mengakibatkan kekayaan alat seni maupun kesenian di Indonesia tidak diperhitungkan oleh bangsa lain, terutama waktu penjajahan Belanda masih bercokol di bumi Indonesia.
Khasanah seni di Indonesia adalah sangat kaya dan bermutu tinggi dan dapat disejajarkan dengan seni klasik di negeri yang berkembang.

A. Jaman Prasejarah (sebelum abab 1 Masehi)

Ternyata prasejarah Indonesia belum banyak diteliti dengan kata lain diselidiki oleh para arkeolog , sejarawan atau yang lain. Padahal justru waktu antara tahun kira-kira 2500 Sebelum Masehi dan abad ke-1 Masehi menemukan perkembangan kebudayaan termasuk musik sampai saat ini. Menurut Alec Robertson dan Denis Stevens (penulis buku Geschichte der Musik 1 dari Munchen, Germany), pada jaman Mesolitikum kira-kira tahun 5000 Sebelum Masehi di Asia Tenggara terdapat 3 ras besar: orang Australide (penduduk asli), orang Melanesia (berasal dari Asia Tengah) dan orang Negrito (mungkin dari India).
Lapisan bawah ini di tumpangi lapisan baru dengan dua arus imigrasi besar :
1. Imigrasi Pra-Melayu
Antara tahun 2500 dan 1500 Sebelum Masehi kiranya terjadi suatu perpindahan bangsa dari Asia Tengah ke Asia Tenggara.

Dalam perjalanannya mereka mengutip juga unsur dari Kaukasus dan Mongolia.
Mereka membawa serta kebudayaan bambu serta teknik pengolahan lading. Terutama di Annam (Cina Selatan) mereka memperkenalkan semacam lagu pantun dimana putra dan putri bernyanyi dengan cara sahut menyahut. Mereka memakai sebuah alat tiup bernama Khen terdiri dari 6 batang bambu yang ditiup bersama dalam kelompok d atau 3 nada. Alat ini dikenal pula di CinaSheng dan di Kalimantan dengan nama Kledi.
Alat ini hanya merupakan salah satu alat dari sejumlah besar alat musik bambu yang sampai sekarang terdapat di Asia Tenggara. Sejumlah batang bambu dengan ukuran yang berbeda-beda di tanam di tanah. Tiupan angin menimbulkan bunyi bagaikan Kledi raksasa yang cukup indah (terdapat di Bali sampai sekarang).

Alat musik bambu lain seperti suling, angklung dan lain sebagainya. Telah mengalami suatu proses perkembangan pada waktu kemudian. Seperti xylofonAsia Tenggara dalam bentuk berbeda-beda: sebagai’tatung’ di Annam, ‘rangnat’ di Kamboja, ‘ranat’ di Thailand, ‘pattalar’ di Birma, ‘gambang’ di Jawa, ‘kolintang’ di Sulawesi dan Kalimantan. Xylofon malah diekspor dari Asia Tenggara ke Afrika pada abad 5 Masehi. yang tersebar diseluruh

2. Imigrasi Proto-Melayu pada jaman perunggu (abad 4 Sebelum Masehi)
Menurut para ahli sejarah terjadi lagi suatu gelombang imigrasi ke Indonesia di sekitar abad 4 Sebelum Masehi berpangkal dari suatu daerah Cina SelatanAnnam. Menurut R. von Heine-Geldern perpindahan suku-suku dari daerah tersebut lewat Kamboja, Laos, Thailand, Malaysia ke Indonesia dan berjalan terus ke Filipina, Melanesia dan Polynesia. Hal ini dibuktikan pula oleh P. Wilhelm Schmidt (1868-1954) yang menemukan bahwa para penduduk Indonesia, Melanesia dan Polynesia berdasarkan satu bahasa yang sama (yang memang kemudian berkembang sendiri-sendiri). Teori ini pada jaman sekarang didukung oleh hampir semua ahli sejarah. Karena ini terjadi pada zaman perunggu maka kedatangan mereka mempengaruhi juga kebudayaan musik.Diperkirakan bahwa gong-gong pertama berasal pula dari Asia Selatan, karena di dekat Annam, pada tahun 1930-an ditemukan banyak sekali alat dari perunggu, sehingga terbukti bahwa dari sinilah kebudayaan perunggu tersebar tidak hanya ke Indonesia tetapi ke seluruh Asia Tenggara.
Maka kebudayaan ini juga disebut “kebudayaan Dong-son”. Kebudayaan ini berlangsung dari abad 7-1 Sebelum Masehi dan mencapai puncaknya pada abad 3-2 Sebelum Masehi.Bagaimana dengan musik dalam kebudayaan Dong-son? Kita tidak tahu apa-apa tentang musik mereka. Diperkirakan bahwa gong mereka berukuran besar, maka musiknya berat. Menurut ahli sejarah tertentu tangga nada Pelog ikut dibawa ke Indonesia oleh kelompok Proto-Melayu. Menurut Alec Robertson dan Denis StevensPelog mula-mula tersebar di seluruh Asia Tenggara, namun kemudian terutama dipelihara di Jawa dan Bali. Karena tidak ada catatan maka tidak dapat diketahui teori musik yang melatarbelakangi tangga nada yang unik ini. tangga nada
Gong-gong yang dibawa oleh Proto-Melayu dari Cina Selatan ke IndonesiaJawa. Rupa-rupanya mula-mula dipakai untuk upacara mendatangkan hujan secara magig (mistik). ternyata ditemukan dalam penggalian di
Pengaruh dari kebudayaan Dong-son ke Indonesia tidak berarti bahwa di Indonesia waktu itu tidak terdapat kebudayaan sendiri, tetapi terjadilah suatu perkembangan : benda-benda dari perunggu dan besi yang masuk “kasalisator”: meski sebelumnya di Indonesia diperkirakan tidak ada perunggu (timah dan kuningan), namun kemudian terbukti bahwa orang Jawa waktu abad-abad pertama Masehi menjadi ahli dalam hal mengolah logam, terutama perunggu.

B. Jaman Sejarah (Hindu-abad 4-12)

Suatu ‘revolusi’ terjadi pada abad 1 Sebelum Masehi di waktu dibuat kapal besar-besar di teluk PersiaLaut Cina. Maka lalu lintas ke Indonesia pun menjadi intensif (sebelumnya diperkirakan lalu lintas terjadi terutama lewat daratan). Terutama pedagang India mendatangi daerah-daerah Indonesia sejak abad 2 dan 3 Masehi untuk perdagangan. Maka pengaruh India di Indonesia dan tambah besar, baik dari segi perdagangan dan politik maupun agama dan kebudayaan.
Dari dokumen-dokumen dan penemuan nampak bahwa agama Budha masuk kepulauan IndonesiaSumatera pada awal abad 7 Masehi dalam kerajaan Sriwijaya dan kemudian di Jawa dengan kerajaan Syailendra (750-850 Masehi). Pengaruh kebudayaan India mencapai puncaknya dari pertengahan abad 8 Masehi sampai abad 11 Masehi dimana fase kreativitas yang sangat tinggi. Pada masa itu berkembanglah kebudayaan Jawa berupa musik dan tari, arsitektur dan seni rupa, pada waktu itu dibangunlah Candi Borobudur dan Candi PrambananIndonesia dari masa lalu sampai sekarang. pada abad 4 Masehi. Mereka mendirikan pusatnya di pulau yang menjadi kebanggaan bangsa
Selain tangga nada Pelog dipakai juga tangga nada Slendro yang bentuk dan rupanya diperkenalkan oleh Dinasti Syailendra pada abad 8 Masehi. Menurut cerita tangga nada ini ditemukan oleh dewa Barata Endra atas petunjuk dewa Shiva. Merurut teori, satu oktaf dibagi dalam 5 interval yang sama (6/5 dari sekon besar). Namun ternyata tidak selalu demikian. Malah dalam penggalian di JawaCina dan musik India. ditemukan alat-alat kuno dengan tangga nada yang mirip dengan tangga nada pentatonic (dengan interval sekon-sekon dan terts kecil), sama halnya dengan tangga nada
Perkembangan musik sangat dipengaruhi oleh drama Hindu dalam bahasa Sansekerta Ramayana. Drama ini diterjemakan dan diolah bebas dalam banyak bahasa di Asia Tenggara. Pementasan dari fragmen-fragmen drama ini sangat disukai. Sesudah abad 9 Masehi terdapat terjemahan dalam bahasa Jawa dan paling sedikit sejak abad 11 Masehi dipentaskan di Jawa. Selain Pementasan tari berkembanglah pula versi wayang, suatu tradisi yang nampaknya berasal dari jaman pra-Hindu.
Waktu orang Hindu datang ke Jawa, maka mereka telah menemukan bermacam-macam alat musik. Dalam relief pada Borobudur terdapat alat musik local maupun alat musik yang diimpor dari India seperti gendamg, termasuk gendang dari tanah dengan kulit hanya di satu sisi, kledi, suling, angklung, alat tiup (semacam hobo), xylofon (bentuknya setengah gambang, setengah calung), sapeq, sitar dan harpa dengan 10 dawai, lonceng dari perunggu dalam macam-macam ukuran, gong, saron, bonang. Tidak dapat disangkal bahwa alat musik mula-mula dimainkan menurut kebiasaan India.
Selain itu dari penggalian-penggalian di Jawa Tengah telah ditemukan sejumlah besar kumpulan bonang, nada-nada gender dan saron, lonceng, gendang, gong-gong, namun tidak jelas dari abad berapa. Tidak semua alat musik tersebut di atas bertahan di Jawa dalam perkembangan waktu selanjutnya. Namun nampak bahwa alat musik ini telah dipakai sebelum jaman Hindu. Perlu diketahui bahwa musik gamelan sebagai musik herefon dengan pola ritme yang kaya, keindahannya terletak justru dalam bunyi bersama dari lagu dan irama yang saling melengkapi menjadi satu ‘simfoni nada dan irama’. Sedangkan musik India termasuk musik solotis (vocal maupun instrumental) meskipun dimainkan juga dalam ansambel sebagai iringan. Namun aneka ragam alat musik di India tidak digabungkan dalam satu orkes, untuk memberi kebebasan pada penyanyi dan pemain.
Bahwa seni musik sejak dulu di Jawa mendapat suatu penghargaan tinggi, dapat disimpulkan dari banyaknya gambar alat musik dalam relief-relief dari jaman itu serta dari naskah-naskah kuno yang rajin menyebut nama alat musik dan sebagainya. Jadi Gamelan sebagai orkes mengalami suatu perkembangan alat musik yang berasal dari India diintergrasikan ke dalam musik tradisional Jawa: gong-gong dalam macam-macam bentuk dan ukuran, gambang ditambah sejumlah alat lain yang sebagian ditinggalkan dalam perkembangan jaman. Bahwa terjadilah suatu perkembangan musik gamelan (sampai sekarang) membuktikan betapa tinggi musik ini hingga tidak ada bandingnya di Negara lain di Asia Tenggara.
Pada masa abad 11 pusat politik pindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur dengan Kerajaan Airlangga yang berhasil menaklukkan seluruh Jawa (1037), Setelah itu dilanjutkan oleh kerajaan Singasari pada abad 13. Wilayah kekuasaan sampai Kerajaan Majapahit (didirikan oleh Raden Wijaya dengan patihnya yang tersohor Gajah Mada). Dengan patihnya Gajah Mada pada tahun 1350-1389 merupakan puncak kejayaan Majapahit dengan Pemerintahan Hayam Wuruk. Seluruh kepulauan (termasuk kerajaan Sriwijaya) masuk dalam wilayah Nusantara (itu nama wilayah kerajaan Majapahit di luar pulau Jawa).
Maka tidak mengherankan bahwa pada waktu itu pun gong yang di Jawa di bawa ke seluruh Nusantara.
Namun itu tidak berarti bahwa semua pulau memakai juga musik gamelan. Meskipun tangga nada Pelog dikenal juga di daerah lain, namun umumnya musik di luar Jawa dan Bali mengikuti pola lain: ritmik yang kaya serta melodic yang agak sederhana berdasarkan tangga nada pentatonic tanpa setengah nada (pentatonic anhemitonis) adalah ciri khasnya.
Pada akhir jaman Hindu gamelan sudah lengkap seperti jaman sekarang. Hanya satu alat belum ada: rebab. Meskipun demikian, menurut Jaap Kunst belum tentu semua alat dimainkan selalu bersama-sama. Mungkin sekali terdapat suatu ansambel dengan alat musik lembut yang terutama dipakai di dalam ruang dengan gender, gambang dan suling.
Selain itu terdapat ansambel dengan alat musik keras dengan gendang, cymbal (di Jawa sudah tidak ada), macam-macam gong yang dipakai terutama diluar gedung untuk pesta dan pawai. Ansambel alat yang keras seperti di Jawa terdapat terdapat pula di pulau-pulau lain misalnya di Nias dan Flores Barat.
Gamelan Munggang, ansambel orkes gamelan tertua, ternyata merupakan ansambel macam ini juga.
Menurur Kurst, kedua ansambel baru digabung menjadi satu orkes gamelan sesudah jaman Hindu.
Dan inipun terjadi dalam perkembangan waktu.
1389 – 1520 merupakan jaman kemunduran dan kehancuran kerajaan Majapahit. Sementara itu di Malaka terjadi perkembangan kerajaan-kerajaan Islam yang berkuasa sampai Sumetera.
1511 Malaka direbut Portugis dan masuk pula ke Kepulauan Maluku(1522). Sementara itu di Jawakerajaan Demak, Kerajaan Islam (1500-1546). berdiri
Kesultanan Demak menguasai seluruh Jawa dan sebagian besar kepulauan di luar Jawa.
Bersama dengan agama Islam masuk ke Indonesia pula alat musik Arab: misalnya rebana, rebab, gambus.
Namun alat musik ini berkembang di Indonesia : berbedalah bentuk dan cara bermain rebab: di Jawa,Bali, Sulsel, Sumba (di Sumba rebab ini disebut ‘dunggak roro’) dengan dua dawai; di Sumatera, Kalimantan, Sulut dan Maluku dengan satu dawai; di Aceh dengan tiga dawai.
Berbedalah pula nama rebana: terbang, trebang, robana, rabana. Sedangkan gambus {sejenis gitar/mandolin) biasanya dilengkapi dengan alat seperti biola, akordeon, gendang, seruling, bas menjadi orkes gambus. Dengan kata lain: alat musik ini mengalami suatu proses pengintegrasian ke dalam tradisi musik Indonesia.

C. Jaman Modern / Masa Kini

Banyak tema legu dalam bermusik. Sehingga karya para musisi terdahulu masih enak dan layak di perkembangan dunia musik modern yang semakin meningkat telah merambah berbagai aspek kehidupan masyarakat serta berkesinambungan dari generasi ke generasi sehingga telah menghasilkan begitu banyak karya yang patut di banggakan. Pesatnya kemajuan industri musik di tanah air pada saat ini di imbangi dengan banyak bermunculannya insan – insan musik yang mendatangkan angin segar bagi industri tersebut. Seperti halnya dunia film, dunia musik juga mempunyai pasar serta penggemar yang banyak dengan aliran musik yang di anutnya, maka berlombalah grup grup musik, duo, maupun solo untuk meniru. Dengan banyak bermunculannya pendatang baru di dunia musik, maka banyak pula karya- karyaserya penghargaan – penghargaantentang musik yang sudah di hasilkan. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu ditingkatkan dandikembangkan bakat generasi muda Indonesia di bidang musik, khususnya mengenai sejarah, perkembangan serta pengetahuan tentang dunia musik yang sifatnya universal tersebut. Selain itu mereka juga diharapkanmampu untuk memperkenalkan karya – karyake kancah nasional maupun internasional, sebagai hal yang patutdibanggakan, dikembangkan, dipertahankan serta di lstarikankeberadaannya. Mengingat untuk perkembangan dunia musik modern itu sendiri di Indonesia belum ada wadah yang dapat memberi informasi yang akurat tentang segala hal tentang dunia musik moderndi Indonesia. Sedangkan fasilitas untuk mleakukan pelestarian terhadap karya- karya serta penghargaan musik tersebut belum benar – benar ada. Oleh karena itu diharapkan adanya suatu wadah yang dapat menampung karya, penghargaan, minat serta aspirasi yang dapat meningkatkan informasi dan pengetahuan tentang musik modern yang merupakan salah satu warisan khasanah budaya Indonesia.
Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi, musik keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.
Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia,masuk pula berbagai jenis musik barat, seperti pop, jazz, blues, rock, R&B dan musik- musik negeri India yang banyak diperkenalakan melalui film-filmnya. Dari perkembangan ini, terjadilah perpaduan musik asing dengan musik Indonesia. Musik India juga berpadu dengan musik melayu yang kemudian menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncullah berbagai musisi Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues, rock, dan R&B. Berkembang pula jenis musik yang memadukan unsur kedaerahan Indonesia dengan unsur musik barat, terutama alat- alat musiknya. Jenis musik ini sering disebut musik etnis.
Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi, musik keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.
1. Musik Daerah/Tradisional
Ciri khas jenis musik ini terletak pada isi lagu dan instrumen (alat musiknya). Musik tradisi memiliki karakteristik khas, yaitu syair dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah setempat. Seni tradisi yang merupakan identitas, jati diri, media ekspresi dari masyarakat pendukungnya. Musik jenis ini terdiri dari :
1. Instrumen Musik Perkusi.
Antara lain : Gamelan, Talempong, Kulintang, Arumba dan Kendang.
2. Instrumen Musik Petik
Antara lain : Kecapi, Sasando dan Sampek.
3. Instrument Musik Gesek
Antara lain : Rebab dan Ohyan.
4. Instrument Musik Tiup
Antara lain : Suling, Saluang, Serunai, dan Serompet atau Tarompet.
2. Musik Keroncong
Ciri musik jenis ini adalah pada harmoni musik dan improvisasi yang sangat terbatas. Umumnya lagu-lagunya memiliki bentuk dan susunan yang sama. Syair- syairnya terdiri atas beberapa kalimat (umumnya 7 kalimat) yang diselingi dengan permainan alat musik.
3. Musik Dangdut
Ciri khas musik ini terletak pada pukulan alat musik tabla (sejenis alat musik perkusi yang menghasilkan bunyi ndut) dan iramanya yang ringan, sehingga mendorong penyanyi dan pendengarnya untuk mengerakkan anggota badannya.
4. Musik Perjuangan
Ciri khas dari musik ini terletak pada syair- syairnya yang umumnya berisi ajakan untuk berjuang, ajakan untuk berkorban demi tanah air, dan sejenisnya. Irama musiknya cepat dan semangat, serta diakhiri dengan semarak.
5. Musik Populer (pop)
Musik ini memiliki ciri, dalam penggunaan ritme yang terasa bebas dengan mengutamakan permainan drum dan gitar bas. Biasanya, para musisinya juga menambahkan variasi gaya yang beraneka ragam untuk menambah daya tarik dan penghayatan pendengar atau penikmatnya. Musik pop dibedakan menjadi musik pop anak- anak dan musik pop dewasa.

PENUTUP

Musik nusantara adalah seluruh musik yang berkembang di nusantara, yang menunjukkan ciri keindonesiaan. Musik memiliki fungsi sebagai sarana atau media ritual, media hiburan media ekspresi diri, media komunikasi, pengiring tari, dan sarana ekonomi. Ragam musik nusantara yang berkembang dapat dibedakan menjadi musik tradisi, musik keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.
Deikianlah Modul yang sederhana ini saya buat untuk memenuhi syarat pembelajaran di sekolah dan untuk para siswa-siswi yang mudah-mudahan dijadikan sebagai satu inspirasi bagi kita semua untuk meningkatkan semangat kita dalam belajar.
Apabila ada kesalahan dan kekurangan baik isi dan pengungkapannya kami mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya, kritik dan saran juga kami harapkan dari para penyimak dan pembaca agar kami bisa membuat yang jauh lebih baik lagi dari sebelumnya.
Read More » SEJARAH MUSIK INDONESIA

Senin, 24 September 2012

FL Studio Fruity Loops 10.0.9c

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Multitrack DAW untuk menulis musik dengan komputer Anda.


FL Studio adalah sebuah sequencer audio dan MIDI untuk menulis musik dengan komputer. Untuk beberapa waktu Loops Fuity merupakan salah satu alternatif terbaik bagi musisi dan komposer yang menulis menggunakan komputer, menjadi alat yang tepat untuk semua jenis pengguna.

    
Sebuah paket untuk menulis, memperbaiki, merekam, mengedit, campuran dan musik master dengan kualitas profesional.Ini adalah multitrack langkah sequencer berbasis dengan yang akan mungkin untuk membuat semua jenis irama dan suara. Dengan menggunakan piano roll atau MIDI controller eksternal Anda akan dapat masukan catatan musik dalam program, mengeditnya dengan alat yang tersedia dan memainkan komposisi yang dihasilkan.
FL Studio Fruity Loops 10.0.9c
FL Studio Fruity Loops 10.0.9c

Fitur

    Langkah sequencer audio yang berbasis.
    
Memungkinkan untuk merekam beberapa lagu: alat musik, suara-suara ...
    
Mengedit audio dengan beberapa alat dan fitur: koreksi pitch, pitch pergeseran, harmonisasi, waktu-peregangan, lingkaran pemotongan, sampel warping, dll
    
Mengotomatiskan parameter perangkat lunak atau orang-orang dari synthesizer dalam berbagai cara.
    
Gunakan Fruity Loops sebagai instrumen VST atau melalui Rewire dari DAW manapun.
    
Melakukan tindakan langsung, termasuk efek video.
    
Besar jumlah efek: reverb, delay, filter, dinamika prosesor, dll
    
Termasuk dukungan untuk plugin VST, DX dan FL Asli (format program).
    
Kompatibel dengan ASIO dan pengendali WDM.
    
Ekspor lagu di WAV, MP3, OGG atau format MIDI. 


Absolute fleksibilitas 

Konsep modular yang yang FL Studio telah dibuat menawarkan kemungkinan hanya menampilkan komponen yang Anda akan digunakan saat bekerja. Karena perangkat lunak ini memiliki berbagai versi: memilih salah satu yang paling cocok untuk anda.Ada musisi yang sukses banyak yang telah mendukung Studio FL. Satu-satunya kelemahan mungkin memiliki adalah bahwa hal itu tidak mungkin untuk men-download Fruity Loops gratis dalam bahasa Inggris, tapi Anda masih akan dapat mencoba semua alat yang tanpa batas, karena pembatasan hanya itu set adalah bahwa hal itu tidak memungkinkan untuk membuka proyek disimpan.Mulai memproduksi musik dengan komputer Anda dari rekaman pertama berkat proses authoring akhir untuk FL Studio, sebuah DAW yang mengintegrasikan segala sesuatu yang seorang produser musik membutuhkan dari alat karyanya.

Free Download  FL Studio Fruity Loops 10.0.9c
Read More » FL Studio Fruity Loops 10.0.9c

Minggu, 23 September 2012

New in Sibelius 7

Generasi terbaru terlaris software notasi dunia musik, Sibelius Avid 7 cukup canggih untuk memenuhi tuntutan komposer top, arranger, dan penerbit, namun cukup sederhana untuk pemula dan mahasiswa.

Bekerja dengan cepat dengan baru, antarmuka berorientasi tugas pengguna. Pengalaman skor Anda dalam kejelasan yang menakjubkan dengan perpustakaan, eksklusif profesional-kualitas suara. Berkolaborasi lebih mudah berkat dukungan penuh pertukaran MusicXML dan pilihan berbagi lainnya. Dengan semua kemajuan dan banyak lagi, Sibelius 7 adalah, tercepat cerdas, cara termudah untuk menulis musik.

New in Sibelius 7

Task-oriented user interface

Task-oriented user interface

Merek-baru Sibelius 7 antarmuka pengguna menyediakan tugas-terfokus tab yang menuntun Anda melalui proses menciptakan nilai dari awal sampai akhir. Fitur setiap baik ikon dan teks deskripsi-yang dapat Anda akses melalui tombol atau keyboard shortcut-dengan bantuan kontekstual lengkap tersedia ketika Anda membutuhkannya.



Professional sound library—only in Sibelius

Professional sound library—only in Sibelius
Anda finesse setiap detail dari Anda nilai-Anda ingin mendengar setiap nuansa selama pemutaran. Sibelius 7 mencakup lebih dari 38 GB konten profesional, termasuk orkestra simfoni direkam khusus, rock dan pop instrumen, dan banyak lagi. Ini konten eksklusif hanya tersedia di Sibelius 7..


Native 64-bit support—only in Sibelius

64-bit logo64-bit hardware mampu saat ini dan sistem operasi memberikan kecepatan besar dan keuntungan memori. Sibelius 7 adalah pertama di dunia 64-bit software notasi, memungkinkan Anda untuk membuka kekuatan penuh 64-bit sistem anda dan bekerja lebih cepat, dengan instrumen yang lebih virtual dan efek, daripada sebelumnya.

Optimized for single monitor use—only in Sibelius

Optimized for single monitor use—only in Sibelius
Kami memahami bahwa banyak pelanggan kami mendukung laptop atau tunggal display sistem. Itu sebabnya kami merancang Sibelius 7 antarmuka untuk memungkinkan Anda untuk fokus pada musik sepanjang waktu-dan dengan mudah menyembunyikan informasi bahwa Anda hanya perlu melihat sesekali.


Switch to Sibelius from Finale

Tidak pernah ada waktu yang lebih baik untuk beralih dari ® Finale ke Sibelius. Sibelius sekarang memiliki langkah-waktu catatan metode input yang sangat mirip dengan Speedy Masuk Finale perangkat lunak metode-sampai menggunakan banyak penekanan tombol yang sama. Jadi jika Anda tahu bagaimana catatan masukan di Finale, Anda tahu Sibelius juga. Dan karena alur kerja saat ini meliputi berbagai macam aplikasi perangkat lunak, Sibelius 7 sekarang termasuk kemampuan ekspor MusicXML penuh, sehingga Anda dapat bertukar file dengan ratusan aplikasi lain, termasuk Finale.

Text and typography enhancements

Text and typography enhancements
Mengambil keuntungan dari font OpenType terbaru, termasuk fitur-fitur canggih seperti ligatures, dan mempekerjakan mereka dalam bingkai teks dengan penuh DTP-tingkat kemampuan. Tidak perlu untuk mengekspor proyek ke DTP terpisah aplikasi sekarang Anda dapat menyelesaikan banyak dari mereka dalam Sibelius 7.

Graphics import and export

Graphics import and exportSibelius 7 memudahkan untuk mengimpor grafis dalam semua format utama, kemudian memanipulasi mereka untuk membangun tata letak yang kompleks untuk penerbitan, membuat bahan ajar, buku instruksional, dan banyak lagi. Anda dapat mengekspor nilai penuh sebagai publikasi-kualitas grafis dalam format PDF, ditambah halaman individu atau bagian yang lebih kecil di EPS, PNG, dan format SVG. Ini tidak pernah lebih cepat atau lebih mudah untuk menyelesaikan pekerjaan dengan standar tertinggi.








semoga Bermanfaat....(^_^)
Read More » New in Sibelius 7

Rabu, 19 September 2012

Hukum Menyanyi dan Musik dalam Fiqih Islam

1. Pendahuluan
Keprihatinan yang dalam akan kita rasakan, kalau kita melihat ulah generasi muda Islam saat ini yang cenderung liar dalam bermain musik atau bernyanyi. Mungkin mereka berkiblat kepada penyanyi atau kelompok musik terkenal yang umumnya memang bermental bejat dan bobrok serta tidak berpegang dengan nilai-nilai Islam. Atau mungkin juga, mereka cukup sulit atau jarang mendapatkan teladan permainan musik dan nyanyian yang Islami di tengah suasana hedonistik yang mendominasi kehidupan saat ini. Walhasil, generasi muda Islam akhirnya cenderung membebek kepada para pemusik atau penyanyi sekuler yang sering mereka saksikan atau dengar di TV, radio, kaset, VCD, dan berbagai media lainnya.
Tak dapat diingkari, kondisi memprihatinkan tersebut tercipta karena sistem kehidupan kita telah menganut paham sekularisme yang sangat bertentangan dengan Islam. Muhammad Quthb mengatakan sekularisme adalah iqamatul hayati ‘ala ghayri asasin minad dîn, artinya, mengatur kehidupan dengan tidak berasaskan agama (Islam). Atau dalam bahasa yang lebih tajam, sekularisme menurut Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani adalah memisahkan agama dari segala urusan kehidupan (fashl ad-din ‘an al-hayah) (Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, Nizhâm Al-Islâm, hal. 25). Dengan demikian, sekularisme sebenarnya tidak sekedar terwujud dalam pemisahan agama dari dunia politik, tetapi juga nampak dalam pemisahan agama dari urusan seni budaya, termasuk seni musik dan seni vokal (nyanyian).
Kondisi ini harus segera diakhiri dengan jalan mendobrak dan merobohkan sistem kehidupan sekuler yang ada, lalu di atas reruntuhannya kita bangun sistem kehidupan Islam, yaitu sebuah sistem kehidupan yang berasaskan semata pada Aqidah Islamiyah sebagaimana dicontohkan Rasulullah Saw dan para shahabatnya. Inilah solusi fundamental dan radikal terhadap kondisi kehidupan yang sangat rusak dan buruk sekarang ini, sebagai akibat penerapan paham sekulerisme yang kufur. Namun demikian, di tengah perjuangan kita mewujudkan kembali masyarakat Islami tersebut, bukan berarti kita saat ini tidak berbuat apa-apa dan hanya berpangku tangan menunggu perubahan. Tidak demikian. Kita tetap wajib melakukan Islamisasi pada hal-hal yang dapat kita jangkau dan dapat kita lakukan, seperti halnya bermain musik dan bernyanyi sesuai ketentuan Islam dalam ruang lingkup kampus kita atau lingkungan kita.
Tulisan ini bertujuan menjelaskan secara ringkas hukum musik dan menyanyi dalam pandangan fiqih Islam. Diharapkan, norma-norma Islami yang disampaikan dalam makalah ini tidak hanya menjadi bahan perdebatan akademis atau menjadi wacana semata, tetapi juga menjadi acuan dasar untuk merumuskan bagaimana bermusik dan bernyanyi dalam perspektif Islam. Selain itu, tentu saja perumusan tersebut diharapkan akan bermuara pada pengamalan konkret di lapangan, berupa perilaku Islami yang nyata dalam aktivitas bermain musik atau melantunkan lagu. Minimal di kampus atau lingkungan kita.

2. Definisi Seni
Karena bernyanyi dan bermain musik adalah bagian dari seni, maka kita akan meninjau lebih dahulu definisi seni, sebagai proses pendahuluan untuk memahami fakta (fahmul waqi’) yang menjadi objek penerapan hukum. Dalam Ensiklopedi Indonesia disebutkan bahwa seni adalah penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia, yang dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indera pendengar (seni suara), indera pendengar (seni lukis), atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari, drama) (Dr. Abdurrahman al-Baghdadi, Seni Dalam Pandangan Islam, hal. 13).
Adapun seni musik (instrumental art) adalah seni yang berhubungan dengan alat-alat musik dan irama yang keluar dari alat-alat musik tersebut. Seni musik membahas antara lain cara memainkan instrumen musik, cara membuat not, dan studi bermacam-macam aliran musik. Seni musik ini bentuknya dapat berdiri sendiri sebagai seni instrumentalia (tanpa vokal) dan dapat juga disatukan dengan seni vokal. Seni instrumentalia, seperti telah dijelaskan di muka, adalah seni yang diperdengarkan melalui media alat-alat musik. Sedang seni vokal, adalah seni yang diungkapkan dengan cara melagukan syair melalui perantaraan oral (suara saja) tanpa iringan instrumen musik. Seni vokal tersebut dapat digabungkan dengan alat-alat musik tunggal (gitar, biola, piano, dan lain-lain) atau dengan alat-alat musik majemuk seperti band, orkes simfoni, karawitan, dan sebagainya (Dr. Abdurrahman al-Baghdadi, Seni Dalam Pandangan Islam, hal. 13-14). Inilah sekilas penjelasan fakta seni musik dan seni vokal yang menjadi topik pembahasan.

3. Tinjauan Fiqih Islam
Dalam pembahasan hukum musik dan menyanyi ini, penulis melakukan pemilahan hukum berdasarkan variasi dan kompleksitas fakta yang ada dalam aktivitas bermusik dan menyanyi. Menurut penulis, terlalu sederhana jika hukumnya hanya digolongkan menjadi dua, yaitu hukum memainkan musik dan hukum menyanyi. Sebab fakta yang ada, lebih beranekaragam dari dua aktivitas tersebut. Maka dari itu, paling tidak, ada 4 (empat) hukum fiqih yang berkaitan dengan aktivitas bermain musik dan menyanyi, yaitu:
Pertama, hukum melantunkan nyanyian (ghina’).
Kedua, hukum mendengarkan nyanyian.
Ketiga, hukum memainkan alat musik.
Keempat, hukum mendengarkan musik.
Di samping pembahasan ini, akan disajikan juga tinjauan fiqih Islam berupa kaidah-kaidah atau patokan-patokan umum, agar aktivitas bermain musik dan bernyanyi tidak tercampur dengan kemaksiatan atau keharaman.
Ada baiknya penulis sampaikan, bahwa hukum menyanyi dan bermain musik bukan hukum yang disepakati oleh para fuqaha, melainkan hukum yang termasuk dalam masalah khilafiyah. Jadi para ulama mempunyai pendapat berbeda-beda dalam masalah ini (Syaikh Abdurrahman al-Jaziri, Kitab al-Fiqh ‘Ala al-Madzahib al-Arba’ah, hal. 41-42; Syaikh Muhammad asy-Syuwaiki, Al-Khalash wa Ikhtilaf an-Nas, hal. 96; Dr. Abdurrahman al-Baghdadi, Seni Dalam Pandangan Islam, hal. 21-25; Toha Yahya Omar, Hukum Seni Musik, Seni Suara, Dan Seni Tari Dalam Islam, hal. 3). Karena itu, boleh jadi pendirian penulis dalam tulisan ini akan berbeda dengan pendapat sebagian fuqaha atau ulama lainnya. Pendapat-pendapat Islami seputar musik dan menyanyi yang berbeda dengan pendapat penulis, tetap penulis hormati.

3.1. Hukum Melantunkan Nyanyian (al-Ghina’ / at-Taghanni)
Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum menyanyi (al-ghina’ / at-taghanni). Sebagian mengharamkan nyanyian dan sebagian lainnya menghalalkan. Masing-masing mempunyai dalilnya sendiri-sendiri. Berikut sebagian dalil masing-masing, seperti diuraikan oleh al-Ustadz Muhammad al-Marzuq Bin Abdul Mu’min al-Fallaty mengemukakan dalam kitabnya Saiful Qathi’i lin-Niza’ bab Fi Bayani Tahrimi al-Ghina’ wa Tahrim Istima’ Lahu, juga oleh Dr. Abdurrahman al-Baghdadi dalam bukunya Seni dalam Pandangan Islam (hal. 27-38), dan Syaikh Muhammad asy-Syuwaiki dalam Al-Khalash wa Ikhtilaf an-Nas (hal. 97-101):

A. Dalil-Dalil Yang Mengharamkan Nyanyian:

a. Berdasarkan firman Allah:
Dan di antara manusia ada orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna (lahwal hadits) untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu ejekan. Mereka itu akan memperoleh adzab yang menghinakan.” (Qs. Luqmân [31]: 6)
Beberapa ulama menafsirkan maksud lahwal hadits ini sebagai nyanyian, musik atau lagu, di antaranya al-Hasan, al-Qurthubi, Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud.
Ayat-ayat lain yang dijadikan dalil pengharaman nyanyian adalah Qs. an-Najm [53]: 59-61; dan Qs. al-Isrâ’ [17]: 64 (Abi Bakar Jabir al-Jazairi, Haramkah Musik Dan Lagu? (al-I’lam bi Anna al-‘Azif wa al-Ghina Haram), hal. 20-22).

b. Hadits Abu Malik Al-Asy’ari ra bahwa Rasulullah Saw bersabda:
Sesungguhnya akan ada di kalangan umatku golongan yang menghalalkan zina, sutera, arak, dan alat-alat musik (al-ma’azif).” [HR. Bukhari, Shahih Bukhari, hadits no. 5590].
c. Hadits Aisyah ra Rasulullah Saw bersabda:

Sesungguhnya Allah mengharamkan nyanyian-nyanyian (qoynah) dan menjualbelikannya, mempelajarinya atau mendengar-kannya.” Kemudian beliau membacakan ayat di atas. [HR. Ibnu Abi Dunya dan Ibnu Mardawaih].

d. Hadits dari Ibnu Mas’ud ra, Rasulullah Saw bersabda:
Nyanyian itu bisa menimbulkan nifaq, seperti air menumbuhkan kembang.” [HR. Ibnu Abi Dunya dan al-Baihaqi, hadits mauquf].

e. Hadits dari Abu Umamah ra, Rasulullah Saw bersabda:
Orang yang bernyanyi, maka Allah SWT mengutus padanya dua syaitan yang menunggangi dua pundaknya dan memukul-mukul tumitnya pada dada si penyanyi sampai dia berhenti.” [HR. Ibnu Abid Dunya.].

f. Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Auf ra bahwa Rasulullah Saw bersabda:
Sesungguhnya aku dilarang dari suara yang hina dan sesat, yaitu: 1. Alunan suara nyanyian yang melalaikan dengan iringan seruling syaitan (mazamirus syaithan). 2. Ratapan seorang ketika mendapat musibah sehingga menampar wajahnya sendiri dan merobek pakaiannya dengan ratapan syetan (rannatus syaithan).

B. Dalil-Dalil Yang Menghalalkan Nyanyian:

a. Firman Allah SWT:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan janganlah kamu melampaui batas, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang melampaui batas.” (Qs. al-Mâ’idah [5]: 87).

b. Hadits dari Nafi’ ra, katanya:
Aku berjalan bersama Abdullah Bin Umar ra. Dalam perjalanan kami mendengar suara seruling, maka dia menutup telinganya dengan telunjuknya terus berjalan sambil berkata; “Hai Nafi, masihkah kau dengar suara itu?” sampai aku menjawab tidak. Kemudian dia lepaskan jarinya dan berkata; “Demikianlah yang dilakukan Rasulullah Saw.” [HR. Ibnu Abid Dunya dan al-Baihaqi].

c. Ruba’i Binti Mu’awwidz Bin Afra berkata:
Nabi Saw mendatangi pesta perkawinanku, lalu beliau duduk di atas dipan seperti dudukmu denganku, lalu mulailah beberapa orang hamba perempuan kami memukul gendang dan mereka menyanyi dengan memuji orang yang mati syahid pada perang Badar. Tiba-tiba salah seorang di antara mereka berkata: “Di antara kita ada Nabi Saw yang mengetahui apa yang akan terjadi kemudian.” Maka Nabi Saw bersabda:
Tinggalkan omongan itu. Teruskanlah apa yang kamu (nyanyikan) tadi.” [HR. Bukhari, dalam Fâth al-Bârî, juz. III, hal. 113, dari Aisyah ra].

d. Dari Aisyah ra; dia pernah menikahkan seorang wanita kepada pemuda Anshar. Tiba-tiba Rasulullah Saw bersabda:
Mengapa tidak kalian adakan permainan karena orang Anshar itu suka pada permainan.” [HR. Bukhari].

e. Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Umar melewati shahabat Hasan sedangkan ia sedang melantunkan syi’ir di masjid. Maka Umar memicingkan mata tidak setuju. Lalu Hasan berkata:
Aku pernah bersyi’ir di masjid dan di sana ada orang yang lebih mulia daripadamu (yaitu Rasulullah Saw)” [HR. Muslim, juz II, hal. 485].
Read More » Hukum Menyanyi dan Musik dalam Fiqih Islam

Istilah – Istilah Dalam Musik
















Buat kalian penggemar musik atau seni musik pastinya membutuh kan pengetahuan tentang istilah – istilah yang sering di pakai dalam music..
Khususnya musik classic, yang mana permainan not nya sangat di butuhkan..
Berikut Kumpulan Istilah – istilah musik secara lengkap dari  A sampai Y
A
[spoiler]Absolute pitch ( Perfect pitch ) :
Pendengaran terlatih yang dapat mengetahui dan mengidentifikasikan nada.
Acapella :

Musik vokal tampa diiringi instrument.

Accelerando :

Mempercepat tempo.
Accidentals :

Tanda-tanda untuk menaikan dan menurunkan nada.
Accompaniment :
Musik pengiring.
Ad lib :
Singkatan dari Ad libitium yaitu peluang yang diberikan kepada pemain instrument untuk memainkan instrument mereka secara bebas.
Al fine :
Sampai akhir
Alto :
Suara tinggi pria yang tidak umum.
Analog :
Alat elektronik yang tidak digital.
Arpegio :
Uraian nada-nada dari chord yang berurutan naik dan turun.
A tempo :

Kembali ke tempo awal.

Atonality :
Membaikan kunci atau tonal center
Augmented :
Interval yang di perlebar.

Avant-garde :

- Pelopor /frontir.
- Bermusik dengan cara yang tidak konvensional.
[/spoiler]

B
[spoiler]Bacbeat :
Latar belakang irama/ ritme yang stabil.
Ballad :
- Lagu bercerita
- Lagu yang berirama lambat.
Bar :
Pengelompokan ketukan-ketukan dalam hitungan genap atau ganjil.
Bar line :
Garis vertical pemisah yang membatasi antara bar.
Baritone :
Pertengahan suara antara suara tenor dan bass pada vokal pria atau alat musik.
Bass :
- Suara terendah dari vokal pria.
- Nada terendah pada musik.
Beat :
- Ketukan teratur sebagai pedoman meter, ritme, dan tempo.
- Jenis irama musik, seperti : Latin beat, Rock beat, dll…

Bending note :

Nada yang meliuk ( ciri khas dari musik blues )

Brass section :

Kelompok pemain Brass bagian dari band.
Bridge :
Bagian transisi antara dua tema musik.
Brightly :
Dimainkan dengan gembira.
Broken chord :
Arpegio chord yang dimainkan secara tidak beraturan.
[/spoiler]
C
[spoiler]Cadence :
Progression / resolution melodi atau harmoni yang menjadi konklusi sementara atau akhir
Cadenza :
Pemeragaan kemahiran tehknik bermain (improvisasi) oleh solis pada bagian akhir komposisi musik.
Changes :
Pergerakan shord
Chord :
Harmonisasi tiga nada atau lebih.
Chord embellishment :
Memperindah harmoni dengan penambahan ornamentasi nada pada chord
Chordal tones :
Nada-nada yang terdapat di dalam konstruksi chord.
Chromatic :
Susunan/ penggunaan melodic atau harmonik dari 12 nada.
Clef :
Simbol yang menyatakan wilayah nada-nada pada staff, di sesuaikan dengan kebutuhan dan alat musik.
Coda :
Bagian penutup dari musik.
Common time :
Empat ketukan dalam satu bar.

Consanance :

Gabungan beberapa nada yang terdengar harmonis/ enak.
Counterpoint :
Alur dua rangkaian melodi atau lebih secara bersamaan.

Crescendo :

Suara menjadi keras secara bertahap.
[/spoiler]

D
[spoiler]Da capo ( DC ) :
Yaitu tanda yang menunjukan untuk mulai untuk memulai dari awal.
Diatonic :
Berkenaan dengan tujuh major atau minor scale.
Diction :
Cara mengucapkan kata pada penyanyi.
Diminished :
Interval diperpendek.
Dissonance :
Bunyi yang membuat rasa galau pada pendengaran.

Dominant :

Nada ke lima pada major/ minor scale dan jenis chord yang terbentuk pada nada tersebut.

Double-stop :

Dua nada di bunyikan serempak pada instrument string.

Downbeat :

Ketukan pertama pada bar.
Dragging :
Tempo permainan yang menjadi lambat dari tempo yang seharusnya secara tampa disengaja.
Duet/ duo :
Komposisi yang menampilkan dua pemain.
Duplet :
Tiga ketuk dibagi dua dengan nilai tempo yang sama .

Dynamic :

Berkenaan dengan volume dan kelembutan.
[/spoiler]

E
[spoiler]Encore (more) :
Istilah meminta pemain/ penyanyi untuk menambah lagi pergelarannya.
Enharmonics :
Satu nada dengan nama yang berbeda.
Ensemble :
Kelompok pemain.
[/spoiler]
F
[spoiler]
Falsetto :
Suara tinggi vokal yang tidak umum.
Fermata :
Menahan nada/ chord/ rest
Figured bass :
Pola/ bagian bass
Finale :
Tema penutup.
Fingerboard :
Tangkai ber-senar untuk jari pada instrument ber-string.
Fine (ending) :
Akhir dari komposisi.
[/spoiler]
G
[spoiler]Glissando (gliss) :
Memainkan scale pada paino dengan kecepatan tinggi.
Grance note :
Ornament nada yang singkat dan tidak memerlukan hitungan khusus.
Groove :
“Fell” dari cara bermain dengan tempo “laidback” yang konstan dan stabil.
[/spoiler]
H
[spoiler]Half-step :
Jarak interval setengah nada.
Harmony :
- Tentang perpaduan bunyi yang selaras.
- Mata pelajaran tentang chord dan chord progression.
Head :
Melodi lagu.
Horn section (brass section) :
Kelompok pemain alat tiup pada band.
[/spoiler]
I
[spoiler]Interval :
Jarak antara dua nada.
Inversion :
Nada pada chord/ interval yang dipindahkan ke oktaf atas atau bawah, atau susunan interval/ chord terbalik.
[/spoiler]
J
[spoiler]Jam session :
Bermain musik dalam kelompok secara informal/ tidak resmi.
[/spoiler]
K
[spoiler]Key signature :
Tanda accidentals pada permulaan staff untuk menentukan kunci.
[/spoiler]
L
[spoiler]
Laidback :
Bermain sedikit diperlambat atau bermain dibelakang menentukan kunci.
Leading tone :
Nada ketujuh pada diatonic scale.
Legato :
Nada-nada dimainkan yang bersambung dengan tanda garis lengkung.
Ledger line :
Garis Bantu di atas dan di bawah staff.
Licks :
Phrasing singkat atau klise phrasing yang dapat diidentifikasikan.
[/spoiler]
M
[spoiler]Measure :
Hitungan pada sekelompok ketukan.
Mediant :
Nada ke tiga pada major atau minoe scale.
Metronome :
Alat yang menyatakan/ membunyikan jumlah ketukan per-menit.
Microtone :
Jarak lebih kecim dari setengah nada ( half step ).
Moderately :
Dimainkan dengan kecepatan sedang (moderato).
Modulation :
Perubahan kunci.
Motif :
Melodi singkat yang sangat khas.
[/spoiler]
N
[spoiler]Non-chordal tones :
Nada-nada yang terletak di luar diatonic scale.
Note :
Simbol tertulis untuk nada.
[/spoiler]
O
[spoiler]Octave :
Interval ke delapan dari diatonic scale.
Overtone ( nada harmonik) :
Nada tambahan yang menyertai nada nada biasa, bias any terdapat di atas sebuah nada.
Overtone series :
Serangkaian nada-nada overtone.
[/spoiler]
P
[spoiler]Part :
- Bagian dari komposisi musik.
- Bagian dari sebuah instrument tertentu, missal guitar pasrts ( body, neck, head, tuning , dll…)
Pedal point :
Nada bass yang ditahan , sementara harmoni berubah untuk menciptakan tensi.
Pentatonic :
Scale yang terdiri dari lima nada.
Perfecth pitch :
Bakat pendengaran yang sempurna, sehingga dapat mengidentifikasikan atau mengetahui frekuensi suara.
Phrase :
Melodi singkat yang terbentuk dari beberapa motif.
Pitch :
Tinggi rendahnya nada atau suara.
[/spoiler]
Q
[spoiler]Quarduplet :
Ketukan di bagi empat tuplet.
Quartet :
Kelompok empat pemain.
Quintet :
Kelompok lima pemain.
Quintuplet :
Ketukan di bagi dengan lima ketuk.
[/spoiler]
R
[spoiler]Real Book :
Buku kumpulan lagu-lagu standart
Refrain :
Bagian dari komposisi lagu yang di ulang beberapa kali.
Resolution :
Pergerakan dari chord dissonance ke consonance.
Rest :
Tanda istirahat , semua instrument musik tidak di mainkan .
Rhythm :
Struktur musik yang berhubungan dengan ketukan tempo dan ketukan yang menyatakan fell atau penjiwaan sebuah lagu.

Rhythm sections
:
Kelompok pemain instrument yang merupakan bagian dari band. Rhythm section terdiri dari Guitar, Bass, Drum, dan Keyboard/ piano.

Riff
:
Phrasing pendek yang di ulang-ulang.

Ritardando
:
Kecepatan yang di perlambat secara bertahap.
Root :
Nada pertama scale atau nada dasar chord.
Rubato :
Tehknik memainkan melodi tampa mematuhi nilai nada-nada agar dapat bermain dengan penuh perasaan.
Rushing :
Tempo permainan yang terburu-buru dan mendahului.
[/spoiler]
S
[spoiler]Scat-singing :
Vokal dengan menggunakan kata-kata yang tidak bermagna.
Score :
Notasi musik yang menjaqvarkan aransemen musik secara keseluruhan ( full score ), dapat juga dalam bentuk vocal score atau orchestral score.

Semi-tone (mikro tone) :
Frekwensi di antara interval half step.

Septet
:
Kelompok tujuh pemain.
Septuplet :
Ketukan dibagi tujuh tuplet.
Sextuplet :
Ketukan di bagi enam tuplet.
Sharp :
Tanda untuk menaikan nada half-step.
Shuffle :
Irama Rock dengan fell Swing.
Slide (bending note) :
Nada yang di belokan atau bergeser.
Slowly :
Di mainkan dengan kecepatan lambat.
Slur :
Garis lengkung yang menyatakan agar beberapa nada dapat dimainkan secara bersambung , atau sering juga di sebut Legato.
Solo :
- Komposisi untuk seorang pemain , sendiri atau diiringi .
- Improvisasi.
Soprano :
Vokal wanita atau sebutan bagi alat musik dengan wilayah yang tinggi.

Staccato
:
Nada pendek terputus, kabalikan dari Legato.
Staff :
Lima garis sejajar untuk menulis nada.
Standards :
Jenis-lagu-lagu yang terpopuler di kalangan musik Jazz.
Step & half :
Jarak interval satu-setengah nada.
Subdominant :

Nada ke empat pada diatonic nada.

Submediant
:
Nada ke enam pada diatonic scale.
Supertonic :
Nada ke dua pada diatonic.
Suspension :
Non-chordal tone yang ditahan dari nada sebelumnya.
Syncopation :
Irama yang ditandai dengan aksen-aksen kuat pada nada-nada yang semestinya ber-aksen lemah.
[/spoiler]
T
[spoiler]Tempo :
Kecepatan ketukan.
Tenor :
Wilayah tertinggi pada vokal pria.
Tetrachord :
Hubungan/ urutan empat nada konsekutif ( tersusun) dari dua scale.
Timbre :
Kualitas atau warna suara/nada .
Time signature :
Bilangan pecahan pada permulaan staff.

Tonality :
Menyatakan bunyi atau warna suara.

Tone
:
Bunyi nada.
Tonic :
- Nada dasar dari komposisi musik.
- Nada pertama dari scale.
Tonging :
Pengaturan posisi lidah pada alat musik tiup.
Touch :
Gaya dan daya sentuh pemain khususnya untuk Keyboard dan instrument ber-senar.
Trade four :
Tradisi bepop dalam improvisasi, bergantian anatara drums dan instrument lainnya pada tiap-tiap empat bar.

Transcription
:
Musik yang tertulis atau di sebut juga sheet music.
Transposition :
Menulis kembali atau memainkan musik dengan mengubah tingkat nadanya.
Tremolo :
Tehknik memainkan perulangan nada dengan sangat cepat.

Triad
:
Chord tiga nada.
Trill :
Perulangan cepat dari sebuah nada yang diselingi dengan nada terdekat diatasnya.
Trio :
Kelompok tiga pemain.

Triple time
:
Pembagian tempo ke dalam tiga ketukan.
Triplet :
Satu ketuk atau ketukan genap yang di bagi tiga dengan nilai yang sama rata .

Tune
:
- Lagu atau melodi.
- Harmonis atau selaras ( in tune )
Tuner :
Alat untuk menyelaraskan nada.
Tunning fork (garpu tala) :
Batang yang terbuat dari logam dan berbentuk huruf ‘U’ bertangkai untuk menala nada.
Tuplet :
Pembagian ketukan.
Tutti :
Semua pemain memainkan hal yang sama.
[/spoiler]

U
[spoiler]Unison :
Nada yang sama dimainkan oleh dua pemain atau lebih.
Up beat :
- Ketukan yang berada di atasa hitungan.
- Gerak tangan dirigen ke atas.
Upright piano :
Jenis piano dengan senar-senar terentangkan berdiri tegak.
[/spoiler]
V
[spoiler]Vibrato :
Nada yang bergetar/ tehknik menggetarkan nada.
[/spoiler]
W
[spoiler]Waltz :
Ketukan tiga perempat.
Whole step (whole tone) :
Jarak interval satu nada.
[/spoiler]

Y
[spoiler]

Yodel :
Tehknik menyanyi diselingi dengan suara-suara falsetto (ciri khas musik country western).
[/spoiler]
Akhirnya selesai juga.,, wah,, banyak banget,,
Moga berguna ya..
Read More » Istilah – Istilah Dalam Musik

Unsur-Unsur Dasar dalam Berkarya Musik.


         Persyaratan dasar dalam mengarang lagu, antara lain sebagai berikut.
a.  Bakat
         Bakat adalah kompetensi dasar yang di miliki manusia sejak lahir. Bakat seni seseorang kadang menurun kepada anak cucu. Bakat seni seseorang akan berkembang dengan baik apabila didukung oleh pendidikan dan lingkungan yang baik pula. Begitu juga sebaliknya, lingkungan dan prasarana yang kurang memadai tidak mendukung seseorang untuk berkembang.
b.  Pengetahuan Musik
          Lagu adalah hasil karya musik berupa rangkaian nada-nada dan syair yang sengaja disusun untuk mengungkapkan pkiran dan perasaan. Untuk membuat lagu, seseorang komponis harus memiliki beberapa pengetahuan dasar musik.
          Pengetahuan dasar musik, antara lain sebagai berikut.
     1.  Pengetahuan Dasar Teori Musik
          Pengetahuan dasar teori musik meliputi
          a.  bentuk dan nilai nada.
          b.  bentuk dan nilai tanda diam.
          c.  birama dan tanda birama.
          d.  anda tempo, dinamik, dan ekspresi.
          e.susunan dan watak tangga nada.
          f.  interval dan sifat-sifat interval.
     2.  Pengetahuan Dasar Melodi
          Melodi adalah rangkaian nada berdasarkan tinggi rendah atau naik turunnya.
     3.  Pengetahian dasar Ritme
          Ritme adalah gerak yang teratur mengalir karena turunnya aksen secara tetap. Keindahan ritme akan 
          labih terasa apabila adanya jalinan perbedaan nilai dari satuan bunyi.
     4.  Pengetahuan Dasar Ilmu Harmoni
          Harmoni adalah keselarasan paduan bunyi. Secara teknis, harmoni meliputi susunan dan hubungan 
          paduan bunyi dengan sesamanya, atau dengan bentuk keseluruhannya. Harmoni meliputi.
          a.  bentuk dan peranan akor.
          b.  bentuk-bentuk kadens.
          c.  peranan harmoni dalam sebuah lagu.
          d.  alur harmoni.
     5.  Pengetahuan Dasar Pola dan Bentuk Komposisi
          Komposisi adalah rangkaian nada untuk membuat suatu simphoni atau rangkaian unsur pokok dalam 
          membuat sebuah karya.
     6.  Pengetahuan Dasar Ilmu Vokal.
c.  Pengetahuan Bahasa Yang Baik
          Pengetahuan bahasa yang harus dimiliki seorang pengarang lagu, antara lain.
     1.  memiliki kemampuan menentukan tema lagu dan kalimat dalam mengembangkan berbagai judul lagu.
     2.  memiliki kemampuan membuat kalimat yang baik.
     3.  memiliki kemampuan memilih dan mengatur kata sehingga menimbulkan bunyi bahasa yang baik.
     4.  memiliki pengetahuan tentang ungkapan dan gaya bahasa yang baik. Pada hakikatny , lagu merupakan 
          gabungan dari nadadan untaian kata yang indah. 

2. Langkah-Langkah Mengarang Lagu
          Didalam berkarya musik, khususnya pengarang lagu, tidak hanya sekedar menyusun nada menjadi melodi dan memberinya syair, tetepi membutuhkan pengetahuan yang luas serta bakat. Adapun langkah-langkah mengarang lagu sebagai berikut.
a.  Memilih Tema Lagu
          Tema adalah pokok pikiran, gagasan, atau ide dasar. Dalam musik tema dapat di ambil dari kejadian sehari-hari, pengalaman hidup, cerita rakyat, kepahlawanan, cinta, dan puji-pujian. Dari tema lagu, kita dapat menyusun kalimat musik yang beraneka ragam sehingga menimbualkan melodi yang bermacam-macam sifat, bentuk, dan jenisnya.
b.  Memilih Bentuk Komposisi
          Dalam membuat komposisi musik diperlukan beberapa proses, diantaranya.
     1.  menyusun nada menjadi melodi.
     2.  menyusun nada menjadi harmoni.
     3.  menggabuangkan melodi dan harmoni menjadi suatu komposisi musik.
     4.  menyusun frase untuk menyusun kalimat lagu.
     5.  menyusun gerakan musik yang sesuai sengan bentuk komposisi musik.
          Berbagai bentuk komposisi antara lain
     1.  bentuk binair sederhana, yaitu (AA dan AB).
     2.  bentuk ternair, yaitu (AAB, ABC, AAB, dan AA'B).
     3.  bentuk variasi.
          Lagu mempunyai bentuk binair AB dan tenair ABA; ABC; AAB; ABB.
     1.  Bentuk lagu menggunakan cyclic form (komposisi) AB.
          Cyclic form AB adalah susunan melodi pada bait kedua berbeda dengan bait pertama. Berikut contoh lagu bentuk binair.


     2.  Bentuk tenair (ABA; ABC; AAB; ABB)
          Bentuk tenair susunan melodi bait pertama di ulang oleh bait katiga, sedangkan susunat melodi bait 
          kedua berbeda sama sekali. 
     2.  Bentuk Tenair (ABA, ABC, AAB, ABB)
          Bentuk tenair susunan melodi bait pertama diulang oleh bait ketiga, sedangkan susunan melodi bait 
          kedua berbeda sama sekali. 
c.  Menentukan Tangga Nada
          Memilih tangga nada berhubungan erat dengan karakter lagu yang akan dibuat. Tangga nada mayor melukiskan karakter dan sifat lagu penuh keyakinan, optimis, mantap,riang, gembira, ceria, bangga dan manyenangkan. Sementara itu, tangga nada minor melukiskan karakter pesimis, penuh, keraguan, sedih, sendu, mudah terharu, kecewa, kegagalan, dan melankolis. Dalam satu lagu juga dapat juga menggunakan dua tangga nada.
d.  Menentukan Ambitus Suara
          Ambitus adalah jangkauan wilayah nada. Mengetahui pangsa pasar lagu yang akan dibuat merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan pencipta lagu. Misalnya, untuk anak-anak, remaja, orang dewasa, dan umum karena setiap kelompok masyarakat memiliki kemampuan ambitus yang berbeda. Kemampuan ambitus anak-anak lebih terbatas apabila dibandingkan dengan orang dewasa.
          Ambitus suara manusia pada umumnya dikelompokan sebagai berikut.
     1.  Ambitus suara anak-anak berkisar antara nada rendah a–ddan tinggi c´–f2.
     2.  Ambitus suara orang dewasa perempuan dibagi menjadi sopran antara cʹ–a2, mezzosopran antara 4–
              f2, dan alto antara f–d2.
     3.  Ambitus suara orang dewasa laki-laki dibagi menjadi tenor antara c–aʹ, bariton antara A–Fʹ, dan bas 
          antara F–dʹ.
e.  Menentukan Metrum/Ukuran Irama   
          Menentukan metrum atau ukuran birama sangat mempengaruhi irama lagu yang akan diciptakan karena irama merupakan denyut nadi dan unsur pokok sebuah lagu 

No.
Tanda Birama
Metrum
Irama yang Timbul
1
2/4
• —
Mars/tempo d'marcia
2
3/4
• — —
Walz
3
6/8
• — • —
Jazz walz
4
4/4
• — — —
Mars, bozanova, disko, suffle,  rumba-rumba,



jazz rock, samba, mambo, cha-cha, hustel,



swing, fox trot, tango, slow beat, bequine,



keroncong, langgam, dangdut.

Keterangan:
•      = arsir (bagian kuat)
―    = thesis (bagisn ringan)
f.  Menyusun Melodi atau Membuat Syair Lagu
          Setiap pengarang lagu dalam menyusun melodi atau membuat syair lagu memiliki cara yang berbeda, namun tidak boleh berdiri sendiri, apa lagi bertentangan. Kedua faktor tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh. 
          Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun sebuah melodi adalah sebagai berikut.
1.  Struktur Melodi
          Sebelum menyusun melodi, sebaiknya menentukan bentuk komposisi lagu erlebih dahulu. Struktur melodi terdiri atas suatu rangkaian periode yang disusun dari beberapa frase. Satu frase melodi terbentuk dari dua moif yang melukis watak atau jiwa lagu yang akan tercipta.
2.  Gerakan Melodi
          Gerak melodi ditentukan oleh irama, sedangkan cara bergerak atau jalan melodi dipengaruhi oleh inverval.
          Dalam pengetahuan musik, terdapat empat macam gerak melodi, yaitu sebagai berikut.
a)  Gerak melodi rata atau mendatar melukiskan suasana tenang.
b)  Gerak melodi naik melukiskan suasana penuh dinamis.
c)  Gerak melodi turun melukiskan suasana damai dan keragu-raguan.
d)  Gerak melodi turun dan naik melikiskan suasana yang berubah-ubah, kadang senang, sedih, atau 
      sebaliknya.
Read More » Unsur-Unsur Dasar dalam Berkarya Musik.